SMA Negeri 1 Purwodadi Kabupaten Grobogan

Berita

Prestasi

PPDB, Ekstrakurikuler

Ad Placement

Prestasi

Video

Jumat, 08 Desember 2023

PERINGATI PUNCAK PERINGATAN HUT DWP KE-24, DWP SMA NEGERI 1 PURWODADI MEMBERIKAN PELATIHAN KEPADA PESERTA DAN SANTUNAN KEPADA ANAK YATIM


Kegiatan DWP SMAN 1 Purwodadi dalam acara puncak peringatan HUT DWP ke-24 (sman1purwodadi.sch.id/dok)


SMAN 1 Purwodadi, Grobogan Jumat (08/12/2023) SMAN 1 Purwodadi melaksanakan acara puncak peringatan HUT Dharma Wanita Persatuan (DWP) ke-24 dengan tema “Peran Strategis Perempuan dalam Pembangunan Berkelanjutan”. Acara tersebut dimulai pukul 09.30 WIB bertempat di Room Meeting SMAN 1 Purwodadi dan dihadiri oleh 56 anggota.

Ny. Sri Rahayu Imam Wahyudi, S. Pd. yang bertugas sebagai MC, memandu dan membuka acara puncak peringatan HUT DWP dengan penuh semangat. Acara dibuka dengan doa yang dipimpin oleh Ny. Dwi Yati Widayanti, S. Pd. Acara dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars dan Hymne DWP. Berikutnya, laporan ketua panitia kegiatan DWP oleh Ny. Ni’awam Kustika, S. Pd. dilanjutkan dengan sambutan Kepala SMAN 1 Purwodadi, Bapak Denny Rachmadi, S. Pd., M. Kom.

“Dharma Wanita Persatuan merupakan salah satu bentuk pemberian dukungan kepada pasangan”, ucap Bapak Denny Rachmadi, S. Pd., M. Kom. dalam sambutannya.

Sambutan berikutnya disampaikan oleh ketua DWP SMAN 1 Purwodadi, Ny. Sayyidatul Fadlilah Denny Rachmadi, S. Pd., M. Kom. Dalam sambutannya, beliau menginformasikan bahwa kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan arahan DWP Cabang Dinas Wilayah IV Provinsi Jawa Tengah yang mengacu pada Keputusan Ketua Umum Dharma Wanita Persatuan Nomor 208 Tahun 2023, tertanggal 31 Oktober 2023 tentang Petunjuk Pelaksanaan HUT Ke-24 Dharma Wanita Persatuan Tahun 2023 sekaligus merupakan tanggung jawab moral DWP sekolah memperingati HUT DWP setiap tanggal 7 Desember.

Ketua DWP SMAN 1 Purwodadi dalam sambutannya juga membacakan amanah ketua Umum DWP Ny. Franka Makarim yang tersurat di dalam Juklak HUT ke-24 DWP tahun 2023 yang poin-poin isinya disampaikan sebagai berikut.

Dharma Wanita Persatuan (DWP) merupakan salah satu organisasi masyarakat perempuan terbesar di Indonesia memiliki standing position dan mempunyai peran strategis dalam konstelasi pembangunan nasional. DWP juga dituntut harus mampu mengembangkan tugas dan amanat yang diberikan, yaitu berkiprah secara optimal yang berlandaskan visi dan misi organisasi DWP tersebut. HUT ke-24 DWP kali ini merupakan momentum yang bagus bagi pengurus dan anggota DWP di seluruh Indonesia untuk terus bersama-sama bahu membahu melaksanakan seluruh program kerja dan memastikan bahwa tujuan, visi, dan organisasi dapat tercapai.

 

HUT DWP ke-24 DWP dan hari ibu ke-95, DWP menyelenggarakan rangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesadaran terhadap peran strategis yang dimiliki oleh perempuan dan menambah wawasan untuk mengoptimalkan peran tersebut untuk menunjang pembangunan di berbagai pilar khususnya pendidikan, ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/Sustainable Development Goals (SDGs) adalah pembangunan yang menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, pembangunan yang menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, pembangunan yang menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang menjamin keadilan dan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas hidup dari satu generasi berikutnya.

 

TPB/SDGs merupakan kemitmen global dan nasional dalam upaya untuk menyejahterakan masyarakat mencakup 17 tujuan yaitu (1) Tanpa Kemiskinan; (2) Tanpa Kelaparan; (3) Kehidupan Sehat dan Sejahtera; (4) Pendidikan Berkualitas; (5) Kesetaraan Gender; (6) Air Bersih dan Sanitasi Layak; (7) Energi Bersih dan Terjangkau; (8) Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi; (9) Industri, Inovasi dan Infrastruktur; (10) Berkurang kesenjangan; (11) Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan; (12) Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab; (13) Penanganan Perubahan Iklim; (14) Ekosistem Lautan; (15) Ekosistem Daratan; (16) Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh; (17) Kemitraan untuk Mencapai tujuan. Upaya pencapaian target TPB/SDGs menjadi prioritas pembangunan nasional, yang memerlukan sinergi kebijakan perencanaan di tingkat nasional dan tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.

 

Pemerintah sejak awal telah menginstruksikan setiap sektor pembangunan untuk mengedepankan prinsip kesetaraan, keadilan, dan inklusivitas. Potensi Perempuan bagi tanah air tidak bisa dipandang sebelah mata. Perempuan memiliki kontribusi besar mulai dari keluarga, lingkungan, hingga bangsa dan negara. Pelibatan perempuan dalam penyuarakan perubahan, turut berperan dalam pengambilan keputusan juga menjadi hal yang penting dalam mewujudkan kesetaraan gender dan mendorong pembangunan berkelanjutan. Perempuan memiliki peran strategis dan dapat berperan aktif untuk mengawal implementasi dan capaian dari semua tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

 

Untuk itu dalam rangka HUT ini, DWP menyelenggarakan rangkaian kegiatan sebagai perwujudan program kerja yang menitikberatkan pada peran strategis perempuan dalam aspek pembangunan. Hal ini karena perempuan bisa mengaktualisasikan dirinya dalam banyak hal sesuai dengan program prioritas, seperti bidang pendidikan, ekonomi, dan kesehatan. Untuk itu, sebagai organisasi masyarakat perempuan yang besar di Indonesia, sudah seharusnya DWP mengambil peran strategis berperan aktif dalam pembangunan nasional. Untuk itu, program peningkatan kualitas dan pengembangan wawasan DWP perlu lebih ditingkatkan (Sumber: Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan HUT ke-24 DWP Tahun 2023)

 

Setelah dibacakan teks amanah ketua umum DWP serta intisari dari amanah tersebut oleh ketua DWP SMAN 1 Purwodadi, puncak peringatan HUT DWP tersebut dilanjutkan dengan kegiatan pelatihan membuat hantaran lamaran/ pernikahan oleh Ny. Dra. Ernin Jatiningtyas, M. Pd. Para anggota DWP tampak sangat antusias mengikuti pelatihan membuat hantaran dari mukena yang dibentuk menjadi boneka dan ayam.


Acara puncak peringatan HUT DWP ke-24  kemudian ditutup dengan pemberian santunan kepada anak yatim piatu yang bersumber dari dana infaq sukarela anggota DWP SMAN 1 Purwodadi. Santunan diberikan kepada 5 anak yatim piatu di SMAN 1 Purwodadi sebagai bentuk kepedulian dan rasa sayang anggota DWP SMAN 1 Purwodadi kepada siswa dan siswi yatim piatu.

Pemberian santunan kepada anak yatim piatu di SMAN 1 Purwodadi

 

(Editor: Susanti Dwi Pertiwi, S. Pd.)

https://www.instagram.com/reel/C0nMdsnSX9Z/?igshid=NjFhOGMzYTE3ZQ==


Rabu, 06 Desember 2023

DWP SMA NEGERI 1 PURWODADI MENGUSUNG SEMINAR PENDIDIKAN DALAM RANGKAIAN KEGIATAN PERINGATAN HUT DWP KE-24

 





Rangkaian acara peringatan HUT DWP ke-24 di SMAN 1 Purwodadi (sman1purwodadi.sch.id/dok)


SMA Negeri 1 Purwodadi, Grobogan – SMA Negeri 1 Purwodadi menggelar pertemuan rutin anggota Dharma Wanita Persatuan (DWP) sebagai rangkaian acara peringatan HUT DWP ke-24 dengan tema “Peran Strategis Perempuan dalam Pembangunan Berkelanjutan” pada Rabu, 6 Desember 2023 bertempat di Room Meeting SMA Negeri 1 Purwodadi dengan mengusung Seminar Pendidikan sebagai kegiatan utama.

Rangkaian acara dimulai dengan pembukaan oleh MC yaitu Ny. Sri Rahayu Imam Wahyudi, S. Pd., menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars DWP dipimpin oleh Ny. Gilang Ratnasari, laporan ketua panitia kegiatan oleh Ny. Ni’awam Kustika, S. Pd. dilanjutkan dengan sambutan Ketua Dharma Wanita Persatuan.

Ny. Sayyidatul Fadlilah Denny Rachmadi, S. Pd., M. Kom. dalam sambutannya menyampaikan ungkapan terima kasih kepada para anggota DWP yang telah menyempatkan hadir pada pertemuan kali ini. Ibu Sayyidah, beliau biasa disapa, menginformasikan bahwa puncak peringatan HUT DWP ke-24 oleh DWP SMA Negeri 1 Purwodadi akan diselenggarakan pada tanggal 8 Desember 2023 meski HUT DWP tersebut seharusnya dilaksanakan pada tanggal 7 Desember sesuai dengan tanggal peringatan HUT DWP. Beliau menegaskan dan menghimbau agar seluruh pengurus dan anggota aktif DWP untuk mempersiapkan diri dan harus hadir.

Berikutnya, acara rangkaian kegiatan peringatan HUT DWP ke-24 ini diisi dengan kegiatan seminar bertema “Pendidikan dalam Keluarga”. Bertindak sebagai narasumber yaitu Ny. Dra. Sri Hery Purwantiningsih. Seminar ini membahas tema mengenai pendidikan dalam keluarga sebagai dasar untuk pendidikan anak selanjutnya baik di sekolah maupun di masyarakat. Pada pendidikan dalam keluarga, orang tua berperan sebagai pendidik dengan mengasuh, membimbing, memberi teladan, dan membelajarkan anak. Sedangkan anak sebagai peserta didik melakukan kegiatan belajar mengajar dengan cara berpikir, menghayati, dan berbuat didalam kehidupannya.  Narasumber juga menegaskan bahwa tujuan pendidikan dalam keluarga adalah untuk  memberikan nasihat, materi-materi, anjuran-anjuran yang bisa mengarahkan pada perbuatan yang baik dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak dari masa kecil hingga dewasa agar terbentuk watak dan kepribadian yang baik .

Dalam seminar tersebut, moderator (Ny. Sri Rahayu Imam Wahyudi, S. Pd.) memberikan kesempatan sesi tanya jawab kepada peserta. Pada sesi tersebut, Ny. Dra. Erlyana Dwi Prastyowati, M. Pd. menanyakan tentang apa solusi untuk mengatasi anak yang di rumah baik, tetapi di sekolah tidak baik dan ironisnya orang tuanya selalu membela anaknya karena di rumah terlihat baik-baik saja. Narasumber memberikan jawaban bahwa jika anak di rumah baik tetapi di sekolah anak itu ‘nakal’ maka yang perlu dilakukan oleh orang tua adalah berkomunikasi dengan sekolah dan menanyakan jenis kenakalannya apa dan apa sebab anak itu nakal (mungkin anak itu hanya terbawa oleh teman-temannya saja). Solusi lainnya yang diberikan orang tua adalah dengan memberikan perhatian dan kasih sayang yang cukup.

Ada sebab lain yang juga memungkinkan anak kurang terbuka dengan orang tuanya. Solusi yang ditawarkan narasumber adalah dengan mengajak diskusi anak dan diajak berbicara tentang semua keinginan atau permasalahan yang dihadapinya (dengan cara yang demokratis), namun orang tua jangan sampai menuduh anak itu nakal terlebih dahulu supaya anak mau terbuka mengemukakan permasalahannya, selain itu juga untuk menghargainya. Perlu pula didiskusikan dengan anak: "Mengapa kok ada informasi dari guru seperti ini?". Anak harus diajak berbicara, kenapa melakukan itu. Anak diminta untuk terbuka dengan orang tuanya supaya tahu permasalahan yang dihadapinya. Orang tua seyogyanya juga bisa menjadi teman curhat untuk anaknya. Orang tua yang baik akan memberi arahan kepada anaknya agar bersikap baik kepada teman/ tidak nakal. Walaupun begitu, orang tua juga harus selalu mengawasi pergaulan anak dan mendoakan anak supaya menjadi baik.

Narasumber juga menambahkan solusi bahwa pihak sekolah tetap harus menyampaikan kenyataan perilaku peserta didik yang terjadi di sekolah secara apa adanya. Selanjutnya mengajak guru BK, wali kelas bersama orang tua untuk mendampingi peserta didik menjadi pribadi/ karakter seperti harapan bersama. Jawaban yang begitu panjang dan detail tersebut mengakhiri kegiatan seminar.

Setelah kegiatan seminar selesai, acara dilanjutkan dengan perkenalan anggota DWP baru. Anggota DWP baru tersebut adalah Ny. Lilik Noerhajani, S. Pd., guru yang baru saja mutasi  ke SMA Negeri 1 Purwodadi, Ny. Devi Oktaviani, S. Pd., Ny. Dwi Pelitaningtyas, S. Pd., Ny. Susanti Dwi Pertiwi, S. Pd., dan Ny. Fitrian Agna Mahayaning Dwi Iswahyudi, S. Pd. yang merupakan guru PPPK yang baru saja ditugaskan di SMA Negeri 1 Purwodadi terhitung mulai tanggal 1 Agustus 2023.

Acara ditutup dengan penyampaian harapan dari ketua DWP SMA Negeri 1 Purwodadi bahwa kegiatan DWP berikutnya perlu diisi dengan seminar-seminar yang berkualitas seperti seminar DWP hari ini agar berdampak positif terhadap anggotanya. Setelah itu, dilanjutkan dengan bersalam-salaman antaranggota DWP dengan harapan agar terjalin interaksi yang lebih dekat antaranggota serta meningkatkan rasa kekeluargaan yang lebih kuat.

 

(Editor: Susanti Dwi Pertiwi, S. Pd.)

Tautan : https://www.instagram.com/p/C0tnjnpSVh9/

Selasa, 24 Januari 2023

Selenggarakan Pelantikan Pengurus, DWP SMAN 1 Purwodadi Masa Bakti 2022-2023 Berkomitmen Menjalankan Tugas dan Tanggung Jawab Sesuai Bidang Kerja

 

Kegiatan DWP SMAN 1 Purwodadi

SMA Negeri 1 Purwodadi, Grobogan – Jumat (20/01/2023) Telah dilaksanakan pertemuan rutin anggota DWP sekaligus acara Pelantikan Pengurus Dharma Wanita Persatuan SMAN 1 Purwodadi Periode Tahun 2022-2023. Acara tersebut menandakan dimulainya masa kepengurusan DWP baru yang dipimpin oleh ibu Sayyidatul Fadlilah Denny Rachmadi, S.Pd., M.Pd., M.Kom.

Adapun acara pelantikan tersebut dimulai pukul 11.00 WIB bertempat di Aula Ki Hajar Dewantara SMAN 1 Purwodadi dan dihadiri oleh 68 orang. Sebelum acara dimulai, pengurus dan anggota menikmati hidangan mie kopyok yang disediakan salah satu pengurus DWP, Ny. Dra. Ambar Susilowati M.Pd. Penuh kebahagiaan, beberapa anggota bernyanyi bersama menjadikan acara menjadi semakin meriah dan penuh canda tawa.

Mengawali kegiatan pelantikan pengurus, Ny. Tri Oktiana Endah Pratiwi, S.Pd., yang bertugas sebagai MC, memandu dan membuka acara dengan penuh semangat. Acara kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan Mars DWP. Berikutnya, pembacaan notula oleh Ny. Elly Widya Trisetyaningrum, S.Pd, dilanjutkan dengan sambutan ketua DWP, Ny. Sayyidatul Fadlilah Denny Rachmadi, S.Pd., M.Pd., M.Kom.

Pada acara puncak, pembacaan Keputusan Ketua Dharma Wanita Persatuan SMA Negeri Purwodadi Nomor: 800/02/DWP-SMAN1/2022 tentang susunan pengurus Dharma Wanita Persatuan SMA Negeri Purwodadi periode tahun 2022-2023 oleh bapak Denny Rachmadi, S.Pd., M.Pd., M.Kom., selaku Kepala SMAN 1 Purwodadi yang diikuti dengan ikrar kesiapan menjalankan tugas oleh para pengurus baru berlangsung secara khidmat.

Pelantikan pengurus DWP SMAN 1 Purwodadi oleh bapak Denny Rachmadi, S.Pd., M.Pd., M.Kom.,

Keputusan tersebut menetapkan bahwa, “Kepada pengurus Dharma Wanita Persatuan SMAN 1 Purwodadi Periode Tahun 2022-2023 diberi tugas dan tanggung jawab sesuai dengan bidang kerja”.

Setelah pelantikan usai, acara ditutup dengan penyerahan donasi hasil dari infaq rutin anggota DWP SMAN 1 Purwodadi kepada 2 orang anggota DWP yang terdampak banjir dan layak menerima.

Penyerahan donasi pengurus dan anggota DWP kepada anggota DWP terdampak banjir  oleh ibu Sayyidatul Fadlilah Denny Rachmadi, S.Pd., M.Pd., M.Kom.

 

(Editor : Fazrina Amalia, S.Pd)


Rabu, 18 Januari 2023

Meningkatkan Kemampuan Peserta Didik Dalam Menelaah Teks Serat Wedhatama Pupuh Pocung Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Media Youtube



Meningkatkan Kemampuan Peserta Didik Dalam Menelaah Teks Serat Wedhatama Pupuh Pocung Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Media Youtube

Oleh : Sus Daryanti, S.Pd

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang.

Kurikulum 2013 Muatan Lokal Bahasa Jawa dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir, baik secara makro (jagad gedhe) dan secara mikro (jagad cilik). Penyempurnaan pola pikir secara makro mengacu pada perubahan pola pikir yang mengarah pada hal-hal berikut: (1) pembelajaran berpusat pada peserta didik; (2) pembelajaran interaktif; (3) pola pembelajaran jejaring; (4) pola pembelajaran aktif dengan pendekatan sains; (5) pola belajar berbasis tim; (6) pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia; (7) pola pembelajaran berbasis kebutuhan peserta didik; (8) pola pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan (9) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.

Pola pemikiran secara mikro (jagad cilik) mengacu pada (1) pola pembelajaran bahasa Jawa mengarah pada pembentuk kepribadian dan penguat jati diri masyarakat Jawa yang tercermin pada pocapan, patrap, dan polatan; (2) pembelajaran bahasa Jawa sebagai upaya pengolahan kearifan budaya lokal untuk didayagunakan dalam pembangunan budaya nasional, watak, dan karakter bangsa; (3) pembelajaran bahasa Jawa sebagai penjaga dan pemelihara kelestarian bahasa, sastra, dan aksara Jawa; (4) pembelajaran bahasa Jawa sebagai upaya penyelarasan pemakaian bahasa, sastra, dan aksara Jawa agar sejalan dengan perkembangan bahasa Jawa (nut ing jaman kalakone); (5) pembelajaran bahasa Jawa sebagai proses pembiasaan penggunaan bahasa Jawa yang laras dan leres dalam berkomunikasi dan berinteraksi sehari-hari di dalam keluarga dan masyarakat sesuai dengan kaidah, etika, dan norma yang berlaku; (6) pembelajaran bahasa Jawa memiliki ciri sebagai pembawa dan pengembang budaya Jawa

Penguatan materi dilakukan dengan memperhatikan (1) penggunaan bahasa Jawa ragam ngoko dan krama dengan mempertimbangkan keberadaan dialek masing-masing daerah. Materi kebahaasan yang berkaitan dengan unggah-ungguh tidak disajikan secara khusus pada aspek pengetahuan (KI 3). Hal ini dikawatirkan unggah ungguh hanya berhenti pada tataran pengetahuan padahal yang diharapkan unggah ungguh basa sebagai sebuah action sebagai manifestasi kesantunan berbahasa yang menjadi bagian dari sikap sosial (KI2) yang tercermin dalam penggunaan bahasa sehari-hari yang diajarkan melalui keteladanan dan pembiasaan pada setiap kesempatan baik itu dalam proses pembelajaran di dalam kelas, maupun di luar kelas. (2) pemanfaatan sastra Jawa modern sebagai hasil karya sastra Jawa baik yang berupa sastra tulis maupun sastra lisan (geguritan, crita cekak, crita sambung, novel, drama, film dan sebagainya) yang berkembang untuk pembentukan karakter yang njawani, (3) pemanfaatan sastra klasik baik lisan maupun tulis (sastra piwulang, babad, legenda, tembang, nyanyian rakyat, tembang dolanan, cerita, mitos, dongeng, sastra wayang dan sebagainya) untuk penguatan jati diri, dan (4) aksara Jawa sebagai pemertahanan jati diri.

Dalam praktik pembelajaran penulis menggunakan  bahan ajar yang berupa teks cerita yang ada di buku pegangan guru menggunakan desain teks yang sederhana. Ternyata, dalam praktiknya, penulis mengalami beberapa kesulitan seperti  materi dan tugas tidak sesuai dengan latar  belakang  siswa. Selain  itu, penulis masih  berfokus  pada  penguasaan  pengetahuan  kognitif  yang  lebih  mementingkan hafalan  materi.  Dengan  demikian  proses  berpikir  siswa  masih  dalam  level  C1(mengingat),  memahami  (C2),  dan  C3  (aplikasi).  Guru  hampir  tidak  pernah melaksanakan  pembelajaran  yang  berorientasi  pada  keterampilan  berpikir  tingkat tinggi (higher order thinking  skills/ HOTS).

Berdasarkan  hasil  pengamatan  yang  penulis  lakukan  dengan  beberapa  siswa diperoleh  informasi bahwa peserta didik bosan mengikuti pembelajaran  yang  banyak dilakukan  guru  dengan  menggunakan  metode  ceramah  selain  ceramah,  metode  yang selalu  dilakukan  guru  adalah  penugasan.  Sebagian  peserta  didik  mengaku  jenuh dengan tugas-tugas yang hanya bersifat teoritis. Tinggal menyalin dari buku teks.

Oleh karena itu, guru harus mempunyai 4 kompetensi yaitu: kompetensi pedagogik, profesional, sosial, dan personal sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan kompetensi Guru, dan Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru. Guru mempunyai peran penting dalam mengantarkan siswa untuk mencapai masa depan yang baik. Oleh karena itu, di dalam sekolah diajarkan berbagai keterampilan yang dapat menjadi bekal siswa untuk mencapai masa depan yang cemerlang.

Dalam pembelajaran bahasa Jawa di sekolah mengalami beberapa kendala diantaranya minat siswa dalam membaca masih rendah khususnya membaca teks yang menggunakan bahasa Jawa karena siswa lebih tertarik membaca bacaan dari internet yang dianggap mudah untuk dipahami dan mudah untuk didapatkan. Siswa menganggap teks yang menggunakan bahasa Jawa sulit dipahami karena siswa terbiasa membaca teks menggunakan bahasa Indonesia. Selain itu banyak siswa yang tidak mengetahui arti dari kata bahasa Jawa yang terdapat dalam teks karena siswa tidak terbiasa menggunakan bahasa Jawa dalam percakapan sehari-hari. Bacaan menggunakan bahasa Jawa juga masih sangat jarang seperti novel Jawa dan majalah berbahasa Jawa.

Media pembelajaran yang digunakan oleh guru di sekolah merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan pembelajaran untuk mendukung siswa dalam memahami materi pembelajaran. Media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajarn kurang menarik perhatian siswa. Abi Hamid, Mustofa, et al. (2020) menyimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan pesan melalui berbagai saluran, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar untuk menambah informasi baru pada diri siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Media pembelajaran merupakan wadah dari pesan, materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai ialah proses pembelajaran (Riyana, Cepy.(2012). Sedangkan Hasan, Muhammad, et al. (2021) mengutarakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan sebagai perantara atau penghubung dari pemberi informasi yaitu guru kepada penerima informasi atau siswa agar termotivasi serta bisa mengikuti proses pembelajaran secara utuh dan bermakna.

Selain itu, metode pembelajaran yang digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran masih monoton serta penerapan model pembelajaran yang kurang tepat dalam kegiatan pembelajaran. Afandi, Muhamad, et al. (2013), dari konsep pembelajaran, model dan metode pembelajaran dapat didefinisikan bahwa model pembelajaran adalah prosedur atau pola sistematis yang digunakan sebagai pedoman untuk mencapai tujuan pembelajaran didalamnya terdapat strategi, teknik, metode, bahan, media dan alat penilaian pembelajaran. Sedangkan metode pembelajaran adalah cara atau tahapan yang digunakan dalam interaksi antara peserta didik dan pendidik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sesuai dengan materi dan mekanisme metode pembelajaran.

Untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0, siswa harus dibekali keterampilan berpikir  tingkat  tinggi  (higher  order  thinking  skills).  Salah  satu  model  pembelajaran yang  berorientasi  pada  HOTS  dan  disarankan  dalam  implementasi  Kurikulum  Merdeka adalah model Problem Based Learning yang menuntun peserta didik untuk mengamati (membaca) permasalahan, menuliskan penyelesaian dan mempresentasikan hasilnya di depan kelas, model pembelajaran yang mengedepankan strategi pembelajaran dengan menggunakan  masalah  dari  dunia  nyata sebagai  konteks  siswa  untuk  belajar  tentang cara  berpikir  kritis  dan  keterampilan  pemecahan  masalah,  serta  untuk  memperoleh pengetahuan  dan  konsep  esensial  dari  materi  yang  dipelajarinya.  Dalam  Problem Based Learning siswa dituntut untuk mampu memecahkan permasalahan nyata dalam kehidupan  sehari- hari  (kontekstual).  Dengan  kata  lain,  Problem  Based  Learning membelajarkan  siswa  untuk  berpikir  secara  kritis  dan  analitis,  serta  mencari  dan menggunakan  sumber  pembelajaran  yang  sesuai  untuk  memecahkan  masalah  yang dihadapi.

Oleh karena itu, dari hasil kajian literatur dan wawancara, penulis yang berperan sebagai guru mendesain pembelajaran inovatif untuk meningkatkan kemampuan siswa menelaah Tembang Serat Wedhatama Pupuh Pocung menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan media Video Youtube. Selain berguna untuk situasi pembelajaran, praktik baik ini juga dapat dijadikan referensi bagi guru lain untuk menginovasi pembelajarannya.

 

Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penyusunan tulisan ini adalah:

1.       Apakah penggunaan media pembelajaran dengan Video Youtube dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menelaah Tembang Serat Wedhatama Pupuh Pocung?

2.       Apakah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yang diterapkan sudah sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan?

 

C.    Strategi Pemecahan Masalah

1.      Pembuatan Perangkat Pembelajaran.

Dalam melakukan kegiatan ini, penulis menyiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP yang berisi mengenai sintaks yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran, Bahan Ajar sesuai materi pembelajaran, LKPD sebagai alat untuk mengukur sejauh mana siswa memahami materi yang telah dipelajari, Instrumen Penilaian sebagai alat ukur kemampuan siswa, dan media pembelajaran untuk mendukung proses pembelajaran supaya siswa dapat memahami materi yang telah diajarkan.

2.      Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

Penulis menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sehingga siswa dapat lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan menentukan solusi dari permasalahan yang ditemukan.

3.      Penggunaan Metode Ceramah, Diskusi, dan Tanya Jawab

Penulis menggunakan menggunakan metode ceramah dalam menjelaskan materi dalam kegiatan pembelajaran, diskusi sehingga siswa dapat mekatih kerjasama dengan temannya dalam menyelesaikan masalah yang ditemukan, dan tanya jawab untuk melatih komunikasi antarsiswa. Pendekatan yang diterapkan oleh guru dalam pembelajaran adalah saintifik dan TPACK.

4.      Penggunaan Media Pembelajaran PPT dan Video Youtube.

Penulis menyampaikan materi menggunakan media pembelajaran PPT dan contoh tembang  disampaikan dengan Video Youtube.

5.      Masukan Observer.

penulis juga meminta masukan dari observer yang merupakan teman sejawat di sekolah. Observer memberi masukan kepada penulis yaitu untuk membahas hasil dari kegiatan pretest sebagai dasar dalam menjelaskan materi pembelajaran dan posttest yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan refleksi.


BAB II

IMPLEMENTASI BEST PRACTICE

A.    Implementasi Strategi Pemecahan Masalah.

Dalam mengimplementasikan strategi pemecahan masalah yang sudah ditemukan oleh penulis, penulis menyusun sintaks yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Sintaks yang penulis laksanakan dimulai dengan kegiatan pendahuluan yaitu mengawali pembelajaran dengan salam dan doa sampai memberi soal pretest dengan menggunakan aplikasi WordWall Game kepada siswa. Dalam kegiatan inti saya menjelaskan materi, membimbing siswa dalam berdiskusi kelompok sampai menyimpulkan materi yang sudah dipelajari dalam pembelajaran. Diantara kegiatan tersebut penulis menyelipkan icebreaking untuk mengurangi ketegangan dari peserta didik. Dalam kegiatan penutup saya melakukan refleksi, kegiatan posttest menggunakan aplikasi WordWall Game dan mengakhiri pembelajaran dengan doa dan salam.

Penulis menggunakan media pembelajaran yang menarik seperti Power Point dalam menjelaskan materi pembelajaran dan menggunakan Video Youtube karya penulis sendiri dalam menyediakan  contoh Tembang Serat Wedhatama Pupuh Pocung sehingga siswa dapat lebih tertarik dan antusias dalam membaca novel berbahasa Jawa karena tampilan yang menarik. Link Tembang Serat Wedhatama Pupuh Pocung:

https://www.youtube.com/watch?v=j4mpbkgqqrI&t=6s

Penulis menyusun LKPD untuk memfasilitasi siswa dalam menyelesaikan tugas terkait materi pembelajaran sehingga siswa akan lebih memahami materi pembelajaran. Penulis menyusun instrumen penilaian untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran dan memberi penilaian terhadap hasil kerja siswa.

Untuk mendukung semua kegiatan pembelajaran dan membuat siswa lebih bersemangat dalam memahami materi pembelajaran, penulis menyusun bahan ajar yang berisi mengenai materi pembelajaran. Materi pembelajaran dikemas menjadi lebih menarik dengan menggunakan bahasa yang lebih mudah untuk dipahami siswa. Dengan begitu, siswa akan lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran.

 

B.     Hasil yang Dicapai.

Hasil yang dicapai dari penggunaan media power point dan Video Youtube, penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan diskusi kelompok pada peserta didik kelas XI  SMA Negeri 1 Purwodadi  yaitu :

1.       Siswa lebih antusias dan lebih bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

2.       Siswa menjadi lebih aktif.

3.       Siswa menjadi percaya diri.

4.       Siswa menjadi lebih terampil.

5.       Pembelajaran menjadi lebih menarik.

6.       Penguasaan kosakata siswa meningkat.

7.       Melatih kerjasama antar siswa dalam diskusi kelompok

Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa model pembelajaran dan metode pembelajaran yang guru aplikasikan dalam proses pembelajaran sangat efektif, dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran.

 

C.     Kendala-kendala yang Dihadapi.

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran ini telah berjalan dengan lancar, akan tetapi ada sedikit kendala yang dihadapi penulis dalam pelaksanaannya, diantaranya:

a.       Para peserta didik kurang menguasai kosakata berbahasa Jawa, dikarenakan mereka setiap harinya menggunakan bahasa indonesia dalam percakapan sehari-hari.

b.      Menyesuaikan jam mengajar dengan jadwal Praktik Pengalaman Lapangan (PPL).

c.       Kemampuan pengambilan gambar (video) dan editing video yang masih terbatas.

 

D.    Faktor-faktor Pendukung

Kesuksesan kegiatan ini dikarenakan penulis mendapat juga dukungan dari beberapa pihak, yaitu:

1.      Peserta didik kelas XI yang menjadi objek dalam menentukan identifikasi masalah hingga dilaksanakannya aksi (PPL).

2.      Teman sejawat yang berperan dan membantu guru dalam memberikan solusi dari permasalahan yang timbul dalam pembelajaran serta dalam pengambilan gambar saat kegiatan.

3.      Kepala sekolah yang berperan dalam memberikan dukungan moral dan materil hingga pelaksanaan PPG bisa berjalan dengan lancar tanpa banyak kendala.

4.      Para dosen dan guru pamong yang telah memberikan ilmunya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas dan tagihan di LMS.

 

E.     Alternatif Pengembangan.

Usaha yang telah dilakukan dalam kegiatan ini merupakan wujud dari tanggung jawab penulis sebagai Guru dalam menyusun pembelajaran Inovatif yang sesuai dengan kondisi serta kebutuhan peserta didik. Selain berguna untuk situasi pembelajaran, praktik baik ini juga dapat dijadikan referensi bagi guru lain untuk menginovasi pembelajarannya.

 

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN


A.    SIMPULAN

Proses pembelajaran inovatif dapat tercipta jika model dan strategi pembelajaran yang ditentukan tepat dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Guru harus mau terus belajar dan mencari informasi mengenai strategi, model, media atau metode pembelajaran dalam mengatasi permasalahan pembelajaran. Problem  Based Learning sangat cocok untuk dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dan melatih kemampuan bernalar kritis siswa, dengan menggunakan media pembelajaran yang berbasis TPACK, anak-anak lebih tertarik untuk menyimak dan memperhatikan.

 

B.     SARAN

Dari semua rangkaian kegiatan yang telah penulis lakukan , penulis menyarankan bahwa:

1.      Penggunaan media pembelajaran dengan Video Youtube dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menelaah Teks Serat Wedhatama Pupuh Pocung.

2.  Memberikan reward kepada siswa yang mendapatkan hasil baik dalam memahami materi pembelajaran.

3.      Guru lebih kreatif dalam membuat media pembelajaran yang berbasic TPACK agar peserta didik lebih berminat mengikuti pembelajaran.

  

Daftar Pustaka

Arimbawa, I. G. P. A. (2021). Penerapan Word Wall Game Quis Berpadukan Classroom Untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Biologi. Indonesian Journal of Educational Development, 2(2), 324–332.

Arisyanto, P., Prasetyo, S. A., Untari, M. F. A., & Sundari, R. S. (2021). Pengembangan Media Pembelajaran Tembang Macapat Berbasis Android Bagi Mahasiswa PGSD UPGRIS. Jurnal Basicedu, 5(3), 1584–1592.

Matsuri, Daryanto, J., & Karsono. (2015). Pengembangan Media Pembelajaran Tembang Macapat Berbasis Video Interaktif. Jurnal Pendidikan Dasar Universitas Sebelas Maret, 3(2), 59–65.

Abi Hamid, Mustofa, et al. Media pembelajaran. Yayasan Kita Menulis, 2020

Afandi, Muhamad, et al. Model dan Metode Pembelajaran. Semarang: Unissula, 2013.

Riyana, Cepy. Media Pembelajaran. KEMENAG RI, 2012

Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Dan  Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Nomor : 423.5/04678,Tentang Pedoman Kurikulum Muatan Lokal Bahasa Jawa Jenjang Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Provinsi Jawa Tengah, 2022



Lampiran:

 

1.      Perangkat Pembelajaran Teks Serat Wedhatama  Pocung.

Link: https://drive.google.com/file/d/1Dmj4RhnIMi2EYmDe4kRo1328lK8LVFLJ/view?usp=sharing

Link Youtube:

https://youtu.be/sAeTqQqQgN4

2.      Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran.








 

 

 

 

 

 

 

 

Ad Placement

Prestasi

Ekstrakurikuler

Olahraga